
Dilihat : kali
Bintoro Mengedepankan Prinsip Syariah Sebagai Kontraktor
Menggunakan jasa kontraktor menjadi pilihan yang paling efektif dan efisien untuk pengerjaan konstruksi. Banyak kontraktor di Indonesia yang memberikan layanan profesional, cekatan, dan rapi. Namun tak sedikit pula kontraktor nakal yang bekerja secara serampangan. Kontraktor seperti, tentunya ini perlu diwaspadai.
Baca juga: KONSEP GREEN BUILDING PADA BANGUNAN KANTOR |
Komisaris Bintoro Build, Didik Subiyantoro mengatakan, ketidakpuasan konsumen atas layanan produk konvesional dirasa terlalu membebani konsumen. Akibatnya, budaya bisnis yang tidak sehat seperti ini dapat merugikan orang lain. Dengan kata lain, hal tersebut jauh dari profesionalisme kerja.
“Mengedepankan prinsip jujur dan amanah adalah bentuk ikhtiar yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari, baik dalam bidang bisnis hingga ke cakupan yang lebih luas,” kata Didik dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu (10/7).
Baca juga: KONSEP GREEN BUILDING PADA BANGUNAN KANTOR |
Dalam membangun budaya bisnis yang sehat di bidang konstruksi diperlukan prinsip syariah oleh kontraktor. Ringkasnya, kontraktor syariah adalah model atau layanan baru yang bisa dijadikan pilihan bagi konsumen yang alih-alih tidak puas dengan model konvesional.
“Stigma buruk tentang kontraktor nakal di Indonesia bisa menurunkan tingkat kepercayaan konsumen. Kehadiran kontraktor syariah bisa dijadikan alternatif baru untuk konsumen,” kata Didik.
Baca juga: KONSEP GREEN BUILDING PADA BANGUNAN KANTOR |
Dia mengatakan, fenomena kontraktor nakal memang meresahkan. Masyarakat perlu memastikan bahwa jasa kontraktor yang dipilih benar-benar profesional dan memahami seluk beluk pekerjaannya.
Terdapat ciri-ciri umum kontraktor nakal yang bisa diketahui, seperti tidak punya kontak atau identitas yang jelas, harga penawaran yang janggal, tak memiliki portofolio jelas dan kompeten, tidak memerhatikan keselamatan pekerja, dan progres terlambat dan tidak konsisten.
Baca juga: KONSEP GREEN BUILDING PADA BANGUNAN KANTOR |